TROPSOFT.COM – Raim Sentil Ghea Youbi, Lagu Komang Jadi Sorotan Lagi! Lagu Komang sepertinya tak pernah jauh dari lampu sorot. Padahal sempat mereda dari trending, kini lagu ciptaan Raim Laode itu kembali menggema di berbagai platform. Tapi bukan karena rilis ulang atau remix, melainkan karena satu nama: Ghea Youbi.
Ghea, yang dikenal dengan lagu-lagu energik dan gaya nyentrik, mendadak jadi bahan omongan netizen setelah dirinya menyanyikan Komang dengan cara yang dianggap ‘berbeda’. Bukannya memuji, justru komentar miring bermunculan. Dan entah kenapa, Raim pun ikut angkat suara.
Sentilan yang Tak Biasa dari Si Pemilik Lagu
Raim, penyanyi sekaligus penulis lagu Komang, dikenal kalem dan jarang terlibat drama. Namun, kali ini gayanya sedikit berubah. Lewat akun sosial medianya, ia menulis kalimat yang singkat namun pedas:
“Kalau rasa tidak dititipkan, jangan dinyanyikan.”
Kalimat itu langsung dianggap menyindir Ghea, meskipun tak menyebut nama. Netizen, seperti biasa, langsung bergerak cepat. Potongan video Ghea menyanyikan Komang tersebar luas, dibarengi reaksi netral sampai geram. Beberapa menyebut Ghea kurang penghayatan, sementara lainnya merasa lagu itu terlalu berat dibawa dengan gaya santai.
Dari Rasa Jadi Kontroversi
Menariknya, lagu Komang sejak awal memang punya napas dalam. Liriknya tenang, musiknya menyayat, dan kesan melankolisnya tidak bisa sembarangan dibawakan. Maka wajar jika banyak penggemar merasa kurang sreg saat lagu itu diperlakukan seperti lagu dansa di panggung hiburan malam.
Namun, Ghea sendiri tidak tinggal diam. Dalam salah satu siaran langsungnya, ia sempat menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin memberikan warna baru. Ia pun mengaku tak bermaksud menodai makna asli. Tapi sayangnya, komentar itu belum cukup meredam riuh publik.
Lagu Lama, Suasana Baru, Tapi Tetap Melekat
Meski didera kontroversi, lagu Komang justru kembali masuk trending. Versi asli dari Raim mendadak naik daun lagi di YouTube dan Spotify. Banyak orang yang seolah ingin ‘mengulang’ rasa setelah kecewa dengan versi lain.
Fenomena ini mengingatkan kita bahwa lagu bukan sekadar susunan nada dan lirik. Saat sebuah lagu terikat pada perasaan penciptanya, maka cara membawakannya pun tak bisa asal. Mungkin karena itulah, Raim cukup ‘terpanggil’ untuk bersuara.
Komentar Warganet: Ada yang Bela, Ada yang Balik Kanan
Seperti biasa, dunia maya tak pernah setengah-setengah. Ada yang membela Ghea dan menyebut bahwa seni harus bebas berekspresi. Tapi ada juga yang justru semakin menghujat, merasa lagu yang penuh makna malah jadi mainan di panggung gimik.
Uniknya, sebagian fans Ghea malah berterima kasih karena insiden ini membuat mereka mengenal Komang. Mereka mengaku baru tahu lagu Raim dan akhirnya menyukainya. Jadi bisa dibilang, ada berkah terselip di tengah heboh.
Kesimpulan
Peristiwa ini mungkin terlihat sepele di permukaan, tapi jelas ada pelajaran di dalamnya. Lagu seperti Komang tidak bisa dibawakan sembarangan tanpa memahami rasa yang dibalut dalam liriknya. Raim tidak menyindir karena benci, tapi karena peduli. Dan publik pun, meskipun kadang lebay, hanya ingin menjaga esensi dari sebuah karya yang mereka cintai.
Akhirnya, entah dengan drama atau tidak, Komang kembali merebut hati banyak orang. Satu hal yang pasti: musik tidak pernah benar-benar diam. Selalu ada yang bicara—kadang lewat nada, kadang lewat sindiran halus.
