Faby Marcelia Pernah Didiamkan Pasangan, Kini Sulit Percaya

Faby Marcelia Pernah Didiamkan Pasangan, Kini Sulit Percaya

TROPSOFT.COM – Faby Marcelia Pernah Didiamkan Pasangan, Kini Sulit Percaya Kehidupan asmara selebritas sering kali tampak penuh kilau di depan kamera, namun realitanya tidak selalu seindah itu. Hal ini pula yang dirasakan oleh Faby Marcelia, aktris sekaligus penyanyi yang sudah malang melintang di dunia hiburan Indonesia sejak usia belia. Di balik senyum manisnya, tersimpan cerita yang pernah membuatnya memilih diam dan menjauh dari banyak orang.

Salah satu masa yang sulit dalam hidup Faby adalah saat dirinya mengalami perlakuan yang dingin dari orang terdekat. Bukan karena kesibukan, melainkan karena pilihan sikap pasif dari pasangannya sendiri yang memilih membungkam komunikasi, tanpa penjelasan, tanpa kata, dan tanpa alasan jelas. Hal ini pun meninggalkan luka yang tidak sembarangan.

Saat Komunikasi Faby Marcelia Mendadak Hilang

Tak sedikit orang yang percaya bahwa diam adalah bentuk kemarahan paling tajam. Dan Faby tahu betul bagaimana rasanya menjadi sasaran dari sikap tersebut. Ketika pasangan yang biasanya hadir untuk berbagi tawa dan cerita, tiba-tiba memilih diam sebagai senjata, maka yang tersisa hanyalah kebingungan dan pertanyaan yang tak kunjung dijawab.

Selama berbulan-bulan, Faby mencoba memahami. Namun, tidak ada penjelasan yang datang. Bahkan pesan-pesan yang ia kirim hanya dibaca tanpa balasan. Situasi seperti ini membuat ruang hatinya semakin sempit, hingga kepercayaan perlahan mulai terkikis.

Sementara di luar, ia masih harus tampil profesional. Kamera tetap menyala, panggung tetap menanti, dan senyuman harus tetap dipasang. Tapi di dalam dirinya, Faby tengah berjuang melawan luka yang tak terlihat. Ia berusaha menjaga harga dirinya, meski dihantui perasaan ditinggalkan secara perlahan tapi nyata.

Proses Pulih yang Tidak Sebentar

Faby Marcelia Pernah Didiamkan Pasangan, Kini Sulit Percaya

Beranjak dari situasi tersebut bukan perkara mudah. Meski tidak diwarnai pertengkaran atau kekerasan, sikap pasif pasangan telah membekas dalam benaknya. Rasa percaya yang dulu tumbuh perlahan, kini seolah layu sebelum waktunya.

Bagi Faby, proses pulih membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ia mulai menjaga jarak dari hubungan personal dan lebih fokus pada hal-hal yang bisa menguatkan dirinya secara batin. Perjalanan ini pun penuh dengan naik-turun emosi, terutama saat kenangan lama tiba-tiba datang di tengah malam.

Baca Juga:  Usai Lahiran Mahalini Langsung Langsing Nagita dan Aurel Kagum!

Namun, satu hal yang membuatnya tetap tegar adalah cinta pada dirinya sendiri. Perlahan, ia belajar bahwa tidak semua kehilangan harus diisi kembali. Ada kalanya, kekosongan itu justru menjadi ruang untuk mencintai diri lebih dalam. Ia pun memilih memeluk luka itu sebagai bagian dari dirinya yang kuat, bukan lemah.

Kini Faby Marcelia, Percaya Jadi Barang Mewah

Seiring waktu berjalan, Faby mulai membuka diri kembali. Namun, tidak dengan cara yang sama. Kini, kepercayaan bukan hal yang bisa diberikan secara cuma-cuma. Harus ada konsistensi, kejujuran, dan keberanian untuk hadir sepenuhnya dalam hubungan.

Dalam berbagai wawancara, Faby sering mengatakan bahwa dirinya tidak anti cinta. Ia tetap percaya bahwa hubungan yang sehat itu mungkin. Tapi di saat yang sama, ia juga sadar bahwa luka masa lalu tidak bisa sepenuhnya dilupakan begitu saja.

Bagi sebagian orang, mungkin sikap waspada Faby dianggap berlebihan. Namun, siapa pun yang pernah didiamkan begitu lama oleh orang yang dicintai pasti paham: trauma semacam itu butuh waktu, dan terkadang tak pernah benar-benar hilang. Itulah sebabnya, Faby kini lebih berhati-hati dalam membuka hati.

Kesimpulan

Kisah Faby Marcelia menjadi pengingat bahwa tidak semua luka harus berdarah untuk terasa menyakitkan. Didiamkan oleh pasangan tanpa penjelasan bisa meninggalkan bekas yang dalam, bahkan lebih dalam daripada pertengkaran terbuka. Namun, dari pengalaman pahit itu, Faby tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijak.

Meskipun kepercayaan kini menjadi sesuatu yang mahal baginya, Faby tidak menutup diri dari hubungan yang baru. Ia hanya lebih selektif, lebih sadar, dan lebih menghargai dirinya sendiri. Karena bagi seorang perempuan yang pernah terluka, cinta yang sehat bukan soal keromantisan, tapi soal rasa aman dan hadir secara utuh.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications