Aruma Ungkap Rasa: Sayang Sepihak Balasannya Cuma Hampa!

Aruma Ungkap Rasa: Sayang Sepihak Balasannya Cuma Hampa!

TROPSOFT.COM – Aruma Ungkap Rasa: Sayang Sepihak Balasannya Cuma Hampa! Kadang, cinta tidak butuh alasan. Tapi ketika dibalas dengan diam, yang tersisa hanya hampa. Aruma, dengan gaya lirisnya yang lembut sekaligus menyentuh, datang membawa lagu yang bikin dada sesak dan mata ingin basah. “Sayang Sepihak” bukan sekadar nada, melainkan luka yang diungkap tanpa basa-basi.

Lagu Aruma yang Tidak Sekadar Didengar, Tapi Dirasakan

Setiap bait dari “Sayang Sepihak” terasa seperti potongan diary seseorang yang patah diam-diam. Aruma, penyanyi muda yang namanya kian melambung, sukses membungkus rasa kecewa dalam musik yang sederhana namun dalam. Ia tidak mencoba terlihat kuat, justru ia membiarkan rapuh itu bicara.

Suara Aruma tidak berteriak, tapi menghantam perlahan. Lirik-liriknya bukan kalimat manis yang menghibur, melainkan kalimat jujur yang akhirnya jadi pengingat: tidak semua cinta berakhir manis. Ada yang berjuang sendiri, berharap sendiri, lalu perlahan hilang dalam sepi.

Tak heran jika banyak pendengar langsung merasa lagu ini seperti ditulis dari isi kepala mereka sendiri. Karena sayangnya, kisah seperti ini bukan hal langka. Banyak yang pernah merasakan kasih tak bersambut, lalu pura-pura baik-baik saja.

Bukan Cinta Biasa, Tapi Luka yang Tak Diakui

Aruma tidak memakai metafora rumit atau nada yang rumit. Justru karena kesederhanaannya, lagu ini terasa begitu nyata. “Sayang Sepihak” adalah tentang seseorang yang mencintai tanpa syarat, namun tidak pernah diberi tempat. Ia hadir terus, memberi terus, meski tahu takkan pernah dianggap lebih dari sekadar ‘teman’.

Setiap lirik mengalir tanpa drama, tapi tetap menusuk. Aruma tidak menyalahkan siapa pun dalam lagunya. Ia hanya mengungkap, dengan tulus, bahwa kadang cinta datang di waktu yang salah, atau pada orang yang tak pernah berniat menerima.

Dalam salah satu bagian lagu, suara lirih Aruma seolah mewakili banyak hati yang berteriak dalam diam. Seolah mengatakan, “Aku di sini, tapi kamu tak pernah benar-benar melihat.” Dan justru kalimat semacam itu yang membuat lagu ini terasa begitu akrab bagi banyak orang.

Baca Juga:  Perjuangan Fedi Nuril demi Royalti Film yang Adil Sejak 2008!

Disambut Hangat, Tapi Bikin Banyak yang Teringat

Aruma Ungkap Rasa: Sayang Sepihak Balasannya Cuma Hampa!

Sejak dirilis, “Sayang Sepihak” cepat masuk dalam daftar lagu yang diputar berulang-ulang. Bukan karena nadanya ringan, tapi karena banyak yang merasa lagu ini seperti menceritakan hidup mereka. Komentar-komentar di media sosial pun dipenuhi ungkapan yang serupa: “Akhirnya ada yang bisa menggambarkan perasaanku.”

Beberapa bahkan menyebut lagu ini sebagai anthem bagi para penyayang diam-diam. Sosok yang hadir setiap hari, tapi tak pernah benar-benar dipilih. Orang yang selalu ada, tapi tak pernah dianggap cukup penting.

Reaksi emosional dari pendengar ini menandakan kekuatan Aruma dalam mengolah rasa. Ia tidak sekadar menyanyi, tapi merangkai luka jadi lantunan yang bisa memeluk banyak hati.

Kesimpulan: Aruma Tak Sekadar Menyanyi, Ia Menyentuh

Lewat “Sayang Sepihak,” Aruma sekali lagi membuktikan bahwa kekuatan musik tidak selalu datang dari nada tinggi atau produksi besar-besaran. Justru dari kejujuran dan kesederhanaan, lagu ini berhasil menyusup ke hati banyak orang.

Ia tidak datang untuk menawarkan solusi. Tapi justru dengan membiarkan luka itu diakui, pendengarnya jadi merasa lebih kuat. Bahwa mereka tidak sendirian dalam rasa yang sama. Aruma bukan hanya penyanyi, ia adalah penutur rasa. Ia bicara tentang cinta dari sisi yang jarang disorot—tentang mereka yang memberi tanpa diminta, lalu ditinggal tanpa alasan. Dan kini, dengan “Sayang Sepihak,” ia berhasil menegaskan bahwa musik sejati bukan tentang suara yang keras, tapi suara yang tulus. Karena rasa, pada akhirnya, selalu tahu cara pulang.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications